Breaking

Tuesday, October 29, 2013

Report Explore Ds Tj Pakis - Krawang


Yang namanya explore tentunya harus buka2an, apa adanya dan tidak ada yg ditutup-tutupi. Jadi maaf aja kalau artikel ini kurang berkenan di hati orang2  tertentu.

Singkatnya... setelah beberapa hari cari informasi ttg keberadaan report Desa Tanjung Pakis dan keberadaan perahu2 mancing disana, akhirnya sy putuskan untuk menggunakan perahu Ropik yg berlokasi di Desa Tanjung Pakis. Menurut Ropik sedang musim jenaha, cuaca cukup bagus. Ga peduli dengan musim ikan apa disana, yg penting rencana explore tetap terlaksana. Salut buat om Dennis dan Om Risandy yang maju terus pantang mundur, walaupun mobil mereka bukan diperuntukkan medan berat. Sama sekali tidak cucok karena mobil begitu ceper dan mudah sekali nyangkut kalau tidak pelan2 dan hati2 dijalan yg rusak.

Team Explore Desa Tanjung Pakis
Om Dedy, Ekman (Kaos Fishy), Dennis (Kaos Kami), Risandi dam Edwin (Kacamata)

Beberapa pertanyaan ttg rute perjalanan menuju Ds Tj Pakis selalu tidak dijawab oleh Ropik, sy curiga... pasti rute yg akan ditempuh cukup jauh dan jalan rusak. Dugaan tersebut ternyata benar sekali, karena hampir 10km terakhir, jalanan menuju lokasi tersebut benar2 rusak parah. Tampaknya sama sekali tidak terjamah oleh pemerintah Daerah Kerawang. Sungguh amat sangat disayangkan, potensi  bagus di Tanjung Pakis tidak terjamah, jika hujan tentunya akan banyak mobil yg terperosok dijalur sana.

Dengan menggunakan mobil kecil (swift) milik Dennis, yg start dari Pdgede-Ujung Aspal jam 10 malam dan baru tiba dilokasi jam 3.30 pagi. perjalanan kami hanya terhenti selama 1,5 jam untuk membeli akomodasi dan cumi sbg tambahan umpan. Di Rest area kami bertemu dengan om Risandi (temannya Dennis) yg memang sudah janjian bertemu di rest area.

Kami keluar dari Pintu Tol Kerawang Timur menuju Rengas Dengklok dan berhenti di pasar yg cukup besar dengan aktifitas pasar berlangsung malam hari. Setelah berbelanja keperluan seadanya, kami meneruskan perjalanan. Dari pasar tersebut kami belok kekiri dan terusss... terusss... teruss... terasa perjalanan tidak sampai2. Jalanan yg cukup sempit dan kurang nyaman dilewati oleh mobil berukuran kecil. di 10 km terakhir atau bahkan lebih mulailah kami bertemu dengan jalan yg rusak, awalnya jalan masih bisa dipilih oleh Dennis. Tapi semakin masuk, maka semakin rusak juga jalan yg kami tempuh. Dennis terpaksa harus memperlambat laju mobilnya, supaya tidak mentok dengan bagian bawah mobil.

Begitu ketemu dg gerbang Wisata Pantai Desa tanjung Pakis, jalanan bukannya lebih baik tapi malah lebih hancur. Sama sekali tidak ada aspal, benar2 tidak ada pilihan jalan tapi alhamdulillah hari itu begitu cerah, tanah begitu kering. Tak terbayangkan kalau jalan separah itu diguyur hujan.
Cukup jauh lokasi bersandarnya kapal dengan pintu gerbang wisata. Walau akhirnya kami sampai juga, dan gak pake lama Ropik segera keluar karena sebelumnya mmg sudah telpon beberapa kali sebelum kami tiba dilokasi. Setelah sampai, kami sempatkan untuk makan nasi uduk yg sengaja di beli didalam perjalanan. Setelah makan kami langsung loading barang keatas perahu ropik. Ternyata masih ada saja yg tertinggal.... saya lupa membeli minuman untuk diatas perahu selama mancing, yg sy beli hanya coca-cola 1 botol. Aqua yg biasanya sy beli 1 dus benar2 terlupakan, snack juga lupa sy beli..... benar2 stress shg banyak keperluan akomodasi yg terlupa.

Tim Explore


Sekitar 1 jam perjalanan perahu Ropik sdh sampai di rig pertama untuk ngotrek tembang. Ternyata tidak dapat tembang, hanya selar dan como yg kami dapat. 30 menit dilokasi tersebut kami segera pindah dispot berikutnya. Sengaja kami tidak ingin rewel ttg spot, karena tujuan utama adalah ingin tahu ttg spot mancing asli dari perahu2 dari Ds Tj Pakis. Tidak pakai basa-basi sy dan kawan2 segera menurunkan arsenalnya masing2.

Sy langsung menurunkan kotrekan yg tadi sy gunakan untuk mengotrek selar.... gak pake lama langsung Strike.... beban berat bergelayut di monoline sy.  Settingan kotrekan mendapat sambutan yg sangat tidak sesuai, ikan terus nyusruk kebawah.... sy pompa dan mainkan arsenal karena khawatir rangkaian kotrekan tidak akan kuat, walaupun monoline cukup kuat krn terbukti sdh mengangkat kakap merah 6,1 kg saat di Peniki. kalaupun rangkaian kotrekan cukup kuat, tapi kail sangat kecil.... ini sangat berbahaya karena tentunya kail tidak akan menancap dengan sempurna. Saya berusaha untuk tetap memainkan irama dengan perlahan, berusaha untuk tidak ada sentakan atau kejutan yg bisa berakibat mocel. Tapi sayang... sungguh disayangkan, ikan berbalik dengan cepat..... terjadi sentakan tiba2 dari sang ikan yg berakibat mocel.

Semua teman2 cukup kecewa, karena strike tersebut merupakan strike pertama. kalau strike pertama berat.... bisa dipastikan ikan tersebut adalah ikan babon pimpinan rombongan ikan, yg jika mocel akan membuat bubar dari segerombolan ikan. Tapi untungnya tidak semua ikan bubar... kami masih mendapatkan beberapa ekor jenaha berukuran sedang dispot tersebut. Kerong2 berukuran size table juga berhasil landed.

Menurut sy pribadi... bukan sedang musimnya jenaha, tapi spot yg kami kunjungi mmg spot jenaha. Tapi memang spot itu yg dikasi sama Ropik, kita nikmati saja karena tarikan jenaha size table masih cukup lumayan. Ditambah beberapa kuwe sebagai bonus strike hari itu. Sayang posisi puenak sudah diambil oleh abk dan kapten yg memang ukuran kapal ropik cukup sempit untuk 9 orang.

Om Dedy selalu bersenandung dan menghibur kami dengan celotehannya. Suaranya yg sember kayak ember pecah terus saja terdengar tuk menghibur diri karena kalah strike sama teman2 yg lainnya hehehehee. Dennis dan Om Risandy cukup cekatan menghadapi makannya ikan, berkali2 strike jenaha, tanda2, kerapu  dan kerong2 size table berhasil mereka selesaikan. Bahkan Om Risyandi berhasil menaikkan kaci2 besar, lumayan sebagai bonus strike di trip ini.

Artis di Perahu Ropik (Om Dedy Doressss)

Beberapa spot hanya disekitar pipa2 pertamina, banyak sekali sangkutan. Tidak ada strike yg istimewa dalam trip explore kali ini. Kapten dan para abk sangat sibuk mancing dan sangat tidak peduli dengan para angler. Sibuk mancing walau gak dapat2, masih mending para angler yg cukup cekatan dengan strikenya.
Kalau kusut sama sekali gak dibantu abk, rangkaian bikin sendiri, ngurusin hasil strike yach angler juga. Untungnya udang hidup bisa bertahan sampai trip selesai, hanya beberapa ekor udang yg mati.

Sebagian Ikan hasil strike.

Jam 2 siang sampai jam 4 sore, lautan sudah mulai goyang dombret walaupun arus bawah tetap saja mati. Ikan kayaknya sedang ogah2an makan umpan. Kurisi sudah mulai landed, kerapu kecil juga sudah mulai ikutan bolos sekolah. Akhirnya jam 4 sore kami putuskan untuk menyelesaikan trip ini. Jam 17.30 kami tiba di dermaga yg sempit.

Sebelum pulang kami sempatkan tuk ngobrol sebentar dengan om Ropik. Dia bilang lebih baik berangkat sore tuk mancing malam, ukuran ikan biasanya diatas 2kg.

Kami 18.30 kami start dari Desa Tanjung Pakis, mulai merayap menyusuri jalan rusak. Kami berbelok kanan pas di pom bensin... terus menyusuri jalan sampai sy terbangun karena mobil berhenti tuk mengisi perut. terlihat sudah jam 21.30, ternyata perjalanan yg cukup jauh itu masih belum tembus ke wilayah Cikarang, tapi masih berada di wilayah Kerawang... hadeeehhhh.. tua dijalan nich. Kasihan Dennis yg bawa mobil dan tidak ada gantinya. Sedangkan Om Risyandi dan Edwin berpisah dengan kami karena mereka ingin berangkat pulang duluan. Entah mereka ambil jalur yg mana.

Kesimpulan dari trip ini.... tidak ada yg istimewa dengan perahu dan para kapten disana, tampaknya mayoritas spot2 jenaha yg banyak disana. Perahu kayu kecil seperti perahu nelayan yg biasa kita lihat sedang menjaring ikan ditengah laut, persis seperti itu. Jarang sekali pilihan perahu disana dan abk nya rata2 3 orang, yg bagi kami saat itu tidak banyak membantu. Rangkaian, nyangkut, kusut dan lain2 mayoritas dikerjakan sendiri oleh angler.

Tuk rute perjalanan..... wuiiihhhh, rasanya sudah sampai Cirebon atau sampai Merak sekalian. Daripada harus menempuh jalan yg jauh tapi rusak. Sungguh tidak ada pilihan, tidak ada jalan pintas karena jalan yg rusak mmg 10km rute terakhir, bahkan didalam area wisata pun sangat rusak. Jalanan tanah yg akan sangat berbahaya jika hujan tiba.

Mohon maaf jika ada kata2 yg kurang berkenan dihati. Sungguh.... kebenaran harus diungkapkan, daripada kesenangan yg dicari hanya menjadi bencana diujung jalan.

No comments:

Post a Comment